Jatim, radar91.com – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo melakukan silaturahmi dengan para kiai di Pondok Pesantren An-Nur II Al-Murtadlo, Bululawang, Malang, Jawa Timur, Kamis (30/10/2025). Dalam kegiatan tersebut, Kapolri turut didampingi Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho beserta sejumlah pejabat utama Mabes Polri.

Dalam kesempatan itu, Kapolri menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan untuk menghadapi berbagai tantangan bangsa ke depan.

“Menjaga bangsa kita yang begitu besar ini tentu bukan pekerjaan mudah. Diperlukan kebersamaan dan sinergi di antara seluruh elemen bangsa, baik umara, ulama, maupun masyarakat, untuk bersama-sama mewujudkan tujuan nasional,” ujar Jenderal Listyo Sigit.

Ia menambahkan, tujuan besar bangsa Indonesia adalah menciptakan masyarakat yang makmur dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045. Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo juga menegaskan, untuk mencapai cita-cita tersebut diperlukan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi.

“Kalau stabilitas kamtibmas tetap terjaga, pertumbuhan ekonomi akan berjalan, dan anak-anak kita bisa bersekolah serta tumbuh menjadi generasi penerus yang cerdas dan siap menjadi pemimpin masa depan,” jelasnya.

Kapolri juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan nasional di tengah dinamika global yang bisa berdampak pada kondisi dalam negeri.

“Persatuan dan kesatuan menjadi modal penting agar bangsa ini tetap kuat menghadapi tantangan global,” ucapnya.

Dalam forum tersebut, Kapolri turut meminta dukungan dan nasihat dari para kiai untuk membantu Polri menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Ia berharap hubungan antara ulama dan umara terus terjalin erat dan saling menguatkan.

“Kami butuh masukan dan nasihat agar jajaran Polri dapat menjalankan tugas pokoknya dengan baik. Melalui silaturahmi seperti ini, kita bisa saling mengingatkan dan menguatkan,” katanya.

Lebih lanjut, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengakui posisi dilematis yang kerap dihadapi anggota Polri dalam menjalankan tugas di lapangan. Di satu sisi, Polri ingin selalu dekat dengan masyarakat, namun di sisi lain harus tetap menegakkan aturan dan ketertiban.

“Kadang tindakan penegakan hukum menimbulkan kesalahpahaman dan bisa melukai perasaan masyarakat yang terdampak. Kami mohon maaf jika ada tindakan yang dirasakan berlebihan. Itu bukan karena niat menyakiti, tapi demi menjaga ketertiban,” tegasnya.

Menutup pertemuan, Kapolri menitipkan pesan kepada para kiai untuk terus memberi bimbingan kepada anggota Polri agar senantiasa mengingat tugasnya sebagai bagian dari amal ibadah.

“Kami berharap para kiai berkenan menasihati anggota kami, agar selalu ingat bahwa menjaga ketertiban adalah bagian dari pengabdian kepada bangsa dan ibadah kepada Tuhan,” pungkasnya.

(Red/Rezha LDD)