Sofifi, radar91.com – Kepala Kepolisian Daerah Maluku Utara, Irjen Pol. Drs. Waris Agono, M.Si, menghadiri undangan Rapat Koordinasi bersama Menteri Pertanian Republik Indonesia, yang membahas dukungan terhadap percepatan program hilirisasi perkebunan, khususnya dalam upaya penguatan rantai nilai dan peningkatan daya saing komoditas unggulan daerah.
Dalam sambutannya, Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., menyampaikan apresiasi atas kerja sama seluruh pihak dalam mewujudkan kemajuan sektor pertanian nasional.
“Dalam capaian satu tahun pemerintahan, Alhamdulillah, pada 31 Desember 2025 kita akan mencapai swasembada pangan dalam waktu yang sangat singkat, berkat kerja sama kita semua,” ujar Menteri Pertanian saat Rapat Koordinasi Hilirisasi Perkebunan Provinsi Maluku Utara yang digelar di Kota Ternate, Selasa (28/10).
Beliau juga menegaskan bahwa petani Indonesia adalah pahlawan pangan dunia, serta menyampaikan komitmen pemerintah untuk mengembalikan Maluku dan Maluku Utara sebagai pusat rempah-rempah dunia.
“Tidak ada hasil tanpa tekanan. Berikan tekanan yang positif kepada pegawai agar dapat mencapai keberhasilan,” pesannya.
“Jika kita mampu mengendalikan pangan dunia, maka tidak ada negara yang berani dengan Indonesia, karena yang kita kendalikan adalah perut dunia,” tambahnya.
Lebih lanjut, Menteri Pertanian menjelaskan kebijakan pembangunan berbasis keunggulan wilayah ini juga merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto, agar pemerintah mempercepat industrialisasi sektor pertanian dengan dukungan anggaran nasional sebesar Rp371 triliun. Menurutnya, dukungan besar ini akan diarahkan untuk memperkuat hilirisasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan ekspor produk olahan pertanian.
Sebagai langkah nyata, Kementerian Pertanian akan menambah pengembangan tanaman kelapa di Maluku Utara dari 10 ribu menjadi 15 ribu hektare, dengan dukungan benih unggul, alat pengolahan, serta pendampingan teknis bagi petani. Program ini diharapkan mampu menjadikan Maluku Utara sebagai salah satu sentra kelapa modern dan industri olahan kelapa nasional.
“Kami bantu benih, alat, dan pembinaan gratis. Petani cukup siapkan lahan, pemerintah yang dampingi. Kita bisa kembalikan kejayaan kelapa Indonesia,” jelasnya.
Menteri Pertanian juga menekankan pentingnya pengembangan pabrik pengolahan kelapa, pala, dan cengkeh di daerah agar nilai tambah tidak lagi dinikmati pihak luar. Ia menilai bahwa penguatan hilirisasi akan menjadi kunci kemandirian ekonomi daerah.
“Kalau kelapa kita olah jadi minyak, santan, atau coconut milk, nilainya bisa naik berkali lipat. Dunia sekarang bergeser, susu diganti coconut milk. Eropa dan Tiongkok tidak bisa tanam kelapa, hanya Indonesia dan Filipina yang bisa. Jadi kita yang harus pimpin pasar dunia,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyampaikan capaian penting sektor pangan nasional, di mana stok beras nasional pada Juni 2025 mencapai 4,2 juta ton, menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
(Red/Rezha LDD)



Tinggalkan Balasan